Kardinal Bo kritik keganasan tentera junta di Kachin

Sep 14, 2018

SEOUL: Tentera junta Myanmar masih menganiaya etnik Kachin, yang majoriti beragama Kristian di tempat-tempat yang dilanda konflik, sebagaimana Muslim Rohingya, kata Kardinal Charles Maung Bo, uskup agung Yangon.

Berbicara di forum perdamaian di Korea Selatan, Kardinal Bo mengatakan penderitaan yang dialami Rohingya telah menarik perhatian dunia dan menggambarkan penderitaan mereka sebagai “bekas luka mengerikan di hati nurani negara saya.” Manakala kumpulankumpulan sasaran lainnya diabaikan kerana pertempuran etnik berkecamuk di Myanmar utara, dengan ribuan etnik minoriti telah terluka, dibunuh dan terlantar, katanya.

“Desa-desa dibom dan dibakar, para wanita diperkosa, gereja-gereja hancur, penduduk desa digunakan sebagai penyapu ranjau manusia dan perisai manusia,” kata Kardinal Bo kepada para pakar perdamaian di forum perdamaian Semenanjung Korea 2018 di Universiti Katolik Korea di Seoul pada 1 September.

Dalam pidatonya, Kardinal Bo memaparkan tentang serangan udara tentera junta di Kachin pada Februari dan serangan besar pada April yang menyebabkan lebih dari 7,000 orang menjadi pelarian.

Dia mengatakan serangkaian “perang” sedang berkecamuk di Myanmar terhadap mereka yang menyokong kebebasan beragama berhadapan dengan kekuatan yang mengajar ketidaktoleranan dan kebencian agama.

Kardinal juga menyesali serangkaian konflik kekerasan kerana sengketa pemilikan tanah dan masalah lain termasuk perdagangan manusia, pencemaran alam sekitar, salah guna dadah oleh orang muda, kemiskinan dan kurangnya perlindungan hak-hak asasi. Kardinal Bo juga berbicara tentang membangun perdamaian di Myanmar seperti yang sedang giat diusahakan di Semenanjung Korea yang sedang mengadakan siri pertemuan penting antara pemimpin Korea Selatan, Korea Utara, AS dan China, sekutu utama Pyongyang.

Namun, pada masa yang sama, prelatus itu mengingatkan perdamaian sejati tidak dapat direalisasikan jika hak asasi manusia dan kebebasan dasar warga Korea Utara masih tidak dihormati.” tegas beliau. — ucanews.com