Kardinal Bo ungkap kesedihan atas serangan terhadap gereja
Kardinal Charles Maung Bo, pegawai tertinggi Gereja Katolik Myanmar, mengungkapkan ‘kesedihan dan rasa sakit yang luar biasa’ atas serangan terhadap gereja-gereja di negara itu pada minggu ini yang mengakibatkan kematian warga sivil.
May 29, 2021
YANGON: Kardinal Charles Maung Bo, pegawai tertinggi Gereja Katolik Myanmar, mengungkapkan ‘kesedihan dan rasa sakit yang luar biasa’ atas serangan terhadap gereja-gereja di negara itu pada minggu ini yang mengakibatkan kematian warga sivil.
"Kami sangat sedih atas serangan terhadap warga sivil yang tidak berdosa. Mereka sedang mencari perlindungan di Gereja Hati Kudus tetapi diserang dan dianiaya,” kata Kardinal Bo, yang juga presiden Federasi Konferensi para Uskup Asia.
“Ini harus dihentikan,” kata Kardinal Bo dalam pernyataan yang dikirim ke LiCAS.news pada 25 Mei. “Masyarakat kita miskin, COVID-19 merampas mata pencarian mereka, jutaan orang terancam kelaparan, gelombang lain COVID-19 adalah nyata. Konflik adalah anomali yang kejam saat ini,” kata Kardinal Bo
Pada Isnin lalu mengatakan tentera Myanmar menyerang desa Kayanthayar dekat Loikaw di Myanmar Timur, menyebabkan empat kematian dan beberapa orang lain cedera 23 Mei.
Pasukan pemerintah menyerang desa, termasuk gereja Katolik, yang disyaki menjadi tempat persembunyian para penunjuk perasaan.
Gereja Hati Kudus di Phekon juga dilaporkan rosak akibat bedilan mortir.
“Tindakan kekerasan, termasuk penembakan terus menerus, menggunakan senjata berat terhadap kumpulan yang sebahagian besarnya adalah wanita dan kanak-kanak mengakibatkan kematian tragis empat orang warga sivil dan lapan orang lagi cedera,” kata Kardinal Bo.
Kardinal Bo juga mengatakan ramai orang teraniaya tidak mempunyai makanan dan ubat-ubatan yang diperlukan kerana tidak ada cara untuk menjangkau mereka. Ini adalah tragedi kemanusiaan yang hebat,” katanya.
Gereja Katolik di desa Kayan Tharyar, tujuh kilometer dari ibu kota Kayah, Myanmar, hancur akibat ditembak peluru artileri pada 23 Mei 2021.
Kardinal Bo menekankan bahawa tempat ibadah adalah hak milik budaya sesebuah komuniti, dilindungi oleh protokol internasional, dan ini dilindungi semasa konflik melalui konvensi internasional.
Total Comments:0