Kita perlu kekuatan, kesabaran untuk menabur kebaikan setiap hari
Injil terus-menerus memanggil kita untuk melihat diri sendiri serta realiti dengan mata terbuka lebar yang dapat melihat melampaui penampilan dan “menemukan kehadiran Tuhan yang sebagai cinta rendah hati selalu bekerja di bumi kehidupan kita dan bumi sejarah,” kata Sri Paus Fransiskus kepada para penziarah yang berkumpul di Dataran Santo Petrus untuk doa Angelus, 13 Jun.
Jun 18, 2021
KOTA VATIKAN: Injil terus-menerus memanggil kita untuk melihat diri sendiri serta realiti dengan mata terbuka lebar yang dapat melihat melampaui penampilan dan “menemukan kehadiran Tuhan yang sebagai cinta rendah hati selalu bekerja di bumi kehidupan kita dan bumi sejarah,” kata Sri Paus Fransiskus kepada para penziarah yang berkumpul di Dataran Santo Petrus untuk doa Angelus, 13 Jun.
Dengan keyakinan ini, tegas Sri Paus, kita punya “kekuatan maju setiap hari, dengan sabar, menabur kebaikan yang akan menghasilkan buah.”
Sikap dan pendekatan inilah yang diperlukan untuk pulih dari pandemik, kata Sri Paus, keyakinan “berada dalam tangan Tuhan” untuk membangun kembali, memulai lagi dengan “kesabaran dan ketekunan.”
Dalam pembicaraan itu, Sri Paus merenungkan Injil hari itu tentang dua perumpamaan Yesus, yang membuka pemahaman tentang misteri Tuhan dan cara peristiwa manusia terungkap.
Perumpamaan-perumpamaan itu menunjukkan kepada kita bahawa kehidupan sehari-hari, yang terkadang kelihatan statik atau sukar, selalu “dihuni oleh kehadiran Tuhan yang tersembunyi,” kata Bapa Suci, yang menegaskan perlu mata penuh perhatian untuk dapat“ mencari dan menemukan Tuhan dalam segala hal .”
Mengingat cara Yesus membandingkan Kerajaan Tuhan, kehadiranNya yang berdiam dipusat segala sesuatu, dengan biji sesawi kecil yang menjadi tertinggi di atas pohon-pohon.
Bapa Suci mengatakan begitulah cara Tuhan berkarya dalam hidup kita dan dunia. Cabarannya adalah, kehidupan kita yang sibuk adakalanya menghalangi kita untuk melihat kenyataan ini tetapi “Tuhan sedang bekerja, bagaikan benih kecil yang baik dengan tenang dan perlahan-lahan bercambah” menjadi “pohon rimbun, yang memberi kehidupan dan ketenangan bagi semua orang.”
Benih-benih perbuatan baik kita, kata Sri Paus, mungkin kelihatan kecil kalau dibandingkan,“namun semua yang baik berhubungan dengan Tuhan,” dan kebaikan “selalu tumbuh dengan cara rendah hati, tersembunyi, seringkali tidak terlihat.”
Tambah Sri Paus, perumpamaan ini seharusnya membuat kita yakin, di tengah-tengah banyak kehilangan semangat dalam hidup kerana keliru, bahawa kebaikan itu lemah dan kejahatan memiliki kata terakhir. kita tidak boleh diliputi keraguan, seolah-olah bekerja keras dan hasil atau perubahan yang diinginkan tidak pernah terjadi.”
Sangti Papa juga menekankan, "bahkan dalam Gereja kita perlu waspada terhadap “rumput liar yang diumpamakan seperti krisis iman, pelbagai projek atau inisiatif yang tampaknya tidak berhasil.
Maka, adalah perlu untuk selalu mengingati bahawa hasil penaburan tidak tergantung pada kita. Sebaliknya, “bergantung pada tindakan Tuhan” dan yang menjadi perhatian kita hanyalah “menabur, dengan cinta, dedikasi, kesabaran.” — media Vatikan
Total Comments:0