Kumpulan ekumenisme peringati paderi pembela orang miskin

Kumpulan ekumenisme peringati paderi pembela orang miskin

Jul 20, 2018

MANILA: Sebuah kumpulan perdamaian ekumenisme di Filipina pada 11 Julai memperingati 33 tahun hilangnya seorang imam Redemptoris (CSsR) dan salah seorang tokoh terkemuka dalam gerakan menentang almarhum diktator Ferdinand Marcos. Kumpulan Perdamaian Ekumenis Filipina memberi penghormatan atas jasa Father Rudy Romano untuk kemajuan perdamaian dan Hak Asasi Manusia (HAM) di republik itu.

Ofelia Cantor, ko-ordinator kumpulan perdamaian, mengatakan Fr Romano “mengabdikan hidupnya mempromosikan perdamaian, sebuah tugas yang harus dipenuhi oleh setiap orang Kristian.”

Imam Redemptoris itu terakhir terlihat pada 11 Julai 1985, di luar biara di kota Cebu, Filipina tengah. Beliau telah diculik oleh orang-orang bersenjata yang tidak dikenali.

Imam berusia 44 tahun itu adalah pemimpin aktif gerakan melawan kediktatoran Presiden Ferdinand Marcos pada ketika itu.

Beliau juga adalah setiausaha eksekutif Koalisi Melawan Penganiayaan terhadap Rakyat dan wakil ketua Aliansi Patriotik Baru Nasional.

Norma Dollaga dari The Promotion of Church People’s Response (PCPR) mengatakan Fr Romano “berpergian dengan orang miskin” dan tidak akan pernah dilupakan.

“(Pastor Romano) mengajar kami bahawa kehidupan beragama bererti melayani rakyat dan Tuhan tanpa syarat,” katanya. “Gereja harus bangga bahawa memiliki seorang putera seperti (Romano) yang mempertaruhkan nyawanya demi orang lain.”

Sementara itu, Kongregasi Redemptoris mengulangi seruannya pada pemerintah untuk “memberikan keadilan kepada korban penghilangan paksa.”

Dikatakan bahswa Pastor Romano “difitnah, dihina dan akhirnya diculik … kerana dia membela kebenaran dan membela hak orang miskin dan yang lemah.”

Imam Redemptoris Ariel Lubi, wakil ketua daerah Manila, mengatakan bahwa kongregasi memiliki ramai imam seperti Pastor Romano “yang tidak akan pernah meninggalkan orang miskin dalam misi mereka.”

“Mari kita seperti Pastor Rudy yang berjuang untuk keadilan sosial, yang membela iman dengan melayani rakyat, dan membawa gereja ke pinggiran,” kata imam itu.

Cristina Palabay dari kumpulan HAM Karapatan mengatakan penghilangan paksa dan pembunuhan terus berlanjutan kerana pemerintah lebih percaya penyelesaian melalui senjata dan tentera. — ucanews.com

Total Comments:0

Name
Email
Comments