Lapan Paderi Yesuit ditahbis di Semarang, Indonesia

Provinsi Yesuit Indonesia mendapat tambahan lapan Paderi baharu yang ditahbis di Keuskupan Agung Semarang minggu lalu, demikian laporan Radio Veritas Asia.

Aug 28, 2021

Lapan paderi Yesuit ditahbis oleh Uskup Agung Semarang pada 19 Ogos 2021. (Foto: Komunikator Jesuit).


SEMARANG, Indonesia:
Provinsi Yesuit Indonesia mendapat tambahan lapan Paderi baharu yang ditahbis di Keuskupan Agung Semarang minggu lalu, demikian laporan Radio Veritas Asia.

“Kami bersyukur kepada Tuhan kerana mengizinkan kami untuk menyelesaikan pentahbisan tahun ini, yang dibatalkan tahun lalu kerana pandemik,” kata Father Benedictus Hari Juliawan, pemimpin provinsi Yesuit Indonesia.

Pentahbisan pada 19 Ogos itu adalah pentahbisan terbesar dalam beberapa tahun terakhir untuk Provinsi Yesuit Indonesia. Lapan orang paderi baharu itu berasal dari Jawa, Kalimantan, dan Sumatera.

“Tuhan memberi kami kesempatan yang melimpah, dengan segala keterbatasan dan kesederhanaan,” kata Fr Benedict.

Uskup Agung Semarang, Msgr. Robertus Rubiyatmoko mentahbiskan lapan Paderi Baharu itu di Gereja Paroki St. Antonius di Kota Baru, Yogyakarta, Jawa Tengah, dengan SOP yang ketat. Dalam homilinya, Msgr Robertus mengatakan tahbisan itu adalah “hasil tuaian besar bagi Gereja” dan mengingatkan para Paderi baharu untuk selalu menjadi manusia orang yang berkomitmen, pendoa, dan pewarta.

Fr Benedict mengatakan para Paderi baharu itu akan diutus ke mision-mision suci. Mereka diharapkan dapat menunjukkan hati dan semangat yang gembira untuk melakukan tugas-tugas mereka ke mana pun mereka diutus.

“Kami percaya bahawa menjadi Paderi dan Yesuit adalah jalan hidup kami,” kata Father Martinus Dam Febrianto, SJ salah seorang dari Paderi baharu yang ditahbis.

“Kami merasa bahawa Tuhan sendiri yang memanggil kami dan ini adalah jalan terbaik bagi kami,” katanya.

Katanya lagi, “Tujuan kita diciptakan, untuk keselamatan jiwa dan kemuliaan Tuhan di dunia ini.”

Agama Katolik di Indonesia dimulai dengan kedatangan Portugis untuk mencari rempah-rempah di kepulauan itu pada abad ke-16. — LiCAS.news

Total Comments:0

Name
Email
Comments