Menabur kebaikan setiap hari

Ketiga-tiga bacaan Kitab Suci pada hari Minggu ini singkat tetapi isi pokoknya ialah menunjukkan perlunya sikap dasar batin yang tepat, untuk menentukan segenap sikap lahiriah dan tingkah laku hidup setiap orang.

Jul 03, 2021

Hari Minggu Biasa Ke-14 (Tahun B )
Yeh 2:2-5 2 Korintus 7-10 injil markus 6:1-6

Ketiga-tiga bacaan Kitab Suci pada hari Minggu ini singkat tetapi isi pokoknya ialah menunjukkan perlunya sikap dasar batin yang tepat, untuk menentukan segenap sikap lahiriah dan tingkah laku hidup setiap orang.

Ini adalah kerana manusia diciptakan sebagai manusia yang mempunyai kehendak bebas, maka sikap dasar manusia memang ditentukan oleh manusia itu sendiri.

Namun tiada seorang pun bebas dari hubungannya dengan Tuhan yang telah menciptakannya. Inilah yang jelas kelihatan dalam sikap bangsa Israel (Pembacaan pertama), dalam diri Rasul Paulus (Pembacaan kedua) dan melalui orang-orang sekampung dengan Yesus di Nasaret (Injil Markus).

Yesus telah banyak mengajar dan mengadakan mukjizat di daerah Galilea. Ramai orang mengikuti Dia. Tetapi di Nasaret sendiri, tempat asal dan tempat tinggal-Nya, Dia ditolak.

Ajaran dan perbuatan-Nya yang baik diragukan dan dipersoalkan.

Orang-orang sekampung Yesus mempersoalkan, “Hikmat atau kebijaksanaan apa yang diberikan kepada - Nya? Bukankah Dia itu seperti kitakita juga? Bukankah Dia itu anak Yusuf tukang kayu, anak si Maria?”

Ini adalah kerana mereka yakin bahawa Tuhan tidak akan mengutus Nabi yang biasa-biasa, di kalangan orang kampung mereka sendiri. . Bagaimana mungkin dari keluarga Yusuf tukang kayu dan Maria datang sebagai seorang Nabi atau Mesias?

Jadi, apakah pesan Injil hari ini kepada kita sebagai umat beriman?

Kiranya sebab sikap penolakan semacam itu ialah, bahawa kita sering menghendaki Tuhan bertindak menurut keinginan dan kemahuan kita, dan bukan menurut kehendak-Nya! Bukan kita yang bersedia menerima dan melaksanakan rencana-Nya untuk menyelamatkan kita, tetapi sebaliknya kita menghendaki supaya Tuhan menyelamatkan kita menurut pemikiran dan kemahuan kita.

Padahal seperti diajarkan dan dilaksanakan oleh Yesus, Tuhan begitu mengasihi kita sampai di dalam diri Yesus Putera-Nya Ia menjadi manusia seperti kita, dalam segala hal kecuali dalam hal dosa!

Kasih dan kerendahan hati Yesus itulah, yang harus dijadikan pegangan untuk menentukan sikap kita terhadap Tuhan dan terhadap manusia sesama kita!

Martabat kita semua di hadapan Tuhan adalah sama. Itulah yang harus selalu menjadi dasar sikap hidup kita. Jika seorang pemimpin atau pembesar datang ke tempat kita, hendaklah kita menyambutnya dengan hormat. Ini adalah protokol yang rasmi.

Begitu juga, mungkin suatu hari, Sri Paus melawat ke tempat kita maka sudah pasti kedatangannya disambut sebaik mungkin, juga harus mengeluarkan belanja. Namun, ia adalah wajar kerana beliau adalah Wakil Kristus dan kita semua merindukan berkatnya.

Tetapi kalau dalam hidup kita sehari-hari ada orang biasa yang berkekurangan atau menderita datang kepada kita, bagaimanakah sikap kita untuk menyambutnya?

Bagaimana layanan kita terhadap orang miskin, sakit, mereka yang terpinggir dan dalam tahanan. Ingatlah bahawa Kristus ada di dalam orang itu! Akan kita tolakkah Kristus yang juga hadir di dalam diri orang itu?

Apa dan siapa pun yang sungguh baik, harus kita nilai sebagai baik, meskipun penampilannya lahiriah “secara rasmi, protokol, menurut adat” dianggap tidak memenuhi cita-cita.

Pandangan dan ukuran menurut selera manusiawi serupa itulah, yang dipakai orang-orang Nasaret terhadap Yesus! Adakah sikap kita mencerminkan Yesus atau seperti orang-orang Nasaret yang menolak Yesus? – imanKatolik

Total Comments:0

Name
Email
Comments