Para Paderi harus beraroma Tungku Api

Para Paderi harus beraroma Tungku Api

Jul 20, 2018

PAPUA, Indonesia: Ratusan imam diosesan (Projo) di lima keuskupan yang bernaung di wilayah Papua dan Papua Barat telah mengadakan Temu Unio Regio (TUR) Papua di Timika, Kabupaten Mimika pada 9-16 Julai lalu.

Jurucakap Unio Regio Papua, dan juga sebagai Ketua Unio Gereja Katolik Keuskupan Timika, Father Domin D Hodo Pr, mengatakan, pertemuan rutin dua tahunan itu berlangsung selama seminggu dan para paderi menghayati tema besar “Imam Beraroma Tungku Api”, dengan sub tema: “Imam Projo Papua bersama umat dalam semangat gerakan tungku api keluarga (Gertak) sebagai gerakan penyelamatan manusia dan alam Papua menuju Gereja yang solider dengan duka dan kecemasan manusia di tengah pluralisme.”

Mengapa menggunakan kata “Tunku Api?”, Fr Domin menjelaskan, “Seorang pastor Projo, bukan hanya melayani kerana iman dan kasih tetapi mewujudkan iman hingga ke dapur umat.”

Tema tersebut, menurut Fr Domin, adalah menyokong Gerakan Tungku Api yang dicetus Bapa Uskup Keuskupan Timika, Msgr Jhon Philip Saklil ketika menjabat jawatan sebagai ketua PSE KWI. Gerakan Tunku Api ialah sebuah karya yang sedaya upaya membantu masyarakat Papua untuk meningkatkan kualiti hidup merela.

Gerakan Tungku Api juga bertujuan melindungi masyarakat, khususnya masyarakat asli orang asli Papua untuk menjaga alam dan membantu mereka mencari jalan bagi kesejahteraan hidup mereka.

Semasa memimpin perayaan Ekaristi pembukaan TUR Papua di Gereja Katedral Tiga Raja, Timika, Papua, pada 9 Julai, Bapa Uskup Jhon mengatakan, “Menjadi pastor di Papua tidak mudah sebab berhadapan dengan realiti umat yang terdedah akibat arus globalisasi yang mana dusun mereka habis dijual sedangkan ia adalah sumber hidup mereka, itu adalah tungku api mereka, tungku api keluarga,” ujarnya.

Untuk itu prelatus itu berharap agar melalui pertemuan semua imam Projo Regio Papua tersebut dapat menghasilkan gagasan-gagasan baru yang dapat menambah pengetahuan dan dapat memperkembangkan lagi program tungku api yang diharapkan dapat dilaksanakan di keuskupan masing-masing sebagai sebuah gerakan bersama.

Pertemuan TUR juga menyaksikan para Paderi Keuskupan menjalani kegiatan “live in” dengan keluargakeluarga umat Katolik di kampungkampung.

Kegiatan tersebut bertujuan agar para imam dapat menyelami secara langsung. suka duka dan kekhuatiran umat sehingga mampu mewujudkan Gereja yang bersolidariti melalui gerakan tungku api keluarga. —

Total Comments:0

Name
Email
Comments