Perbualan rohani jalan kepada sinodaliti

Sidang pertama sinode tentang Sinodaliti menunjukkan cara efektif untuk memutus rantai klerikalisme dan menekankan suara serta peranan wanita dalam Gereja bermula dengan mendengar dan berdoa bersama sebelum menbincangkan pelbagai isu, kata dua peserta sinode.

Mar 15, 2024

Para perwakilan Sinode tahun lalu.


ROMA: Sidang pertama sinode tentang Sinodaliti menunjukkan cara efektif untuk memutus rantai klerikalisme dan menekankan suara serta peranan wanita dalam Gereja bermula dengan mendengar dan berdoa bersama sebelum menbincangkan pelbagai isu, kata dua peserta sinode.

Klerikalisme terjadi apabila “kita tidak lagi mendengar satu sama lain; para klerus tidak mendengar kaum wanita atau awam,” kata Momoko Nishimura, seorang wanita awam tertahbis dari Jepun dan juga perwakilan pada pertemuan para Uskup, Oktober lalu.

Selain Momoko, Susan Pascoe dari Australia yang bertugas sebagai pakar dan fasilitator sinode, bersama-sama merasmikan program Sekolah Sinodaliti untuk Organisasi Wanita Katolik Dunia pada Februari 29 lalu. Program itu dijalankan dalam talian.

Menurut Momoko, pekerjaan sidang sinode pada Oktober dibangun berdasarkan “perbualan dalam Roh”, sebuah proses di mana setiap orang dalam kumpulan kecil – biasanya 10 atau 11 orang – berbicara mengenai sebuah topik selama empat minit tanpa interupsi.

Lalu ada jeda untuk berdoa. Kemudian setiap orang memiliki waktu tiga minit bagi menanggapi apa yang dibagikan orang lain pada pusingan pertama. Setelah jeda untuk berdoa, dimulakan perbincangan terbuka.

“Ini adalah cara berkongsi yang sangat sinodal,” kata Momoko kerana ia mendorong para peserta untuk mendengar dan berdoa sebelum tanggapan.

“Ini juga merupakan cara yang sangat efektif agar seluruh umat Tuhan dapat terlibat dalam pengambilan keputusan,” tambahnya.

Dalam persiapan untuk sidang sinode kedua, yang dijadualkan pada Oktober 2-27, keuskupan dan konferensi para uskup diminta mengadakan sesi dengar pendapat dan konsultasi lebih lanjut yang berfokus pada laporan sintesis dari sidang pertama serta pertanyaan: “Bagaimana kita dapat menjadi Gereja sinode yang menjalankan misi?”

Konferensi-konferensi para uskup diminta mengirimkan ringkasan perbincangan ke sekretariat sinode Vatikan pada Mei 15.

Susan mengatakan laporan sintesis tersebut menegaskan bahawa perempuan dan lelaki dan wanita dalam Gereja “mempunyai martabat baptisan yang sama”.

Wanita merupakan majoriti orang yang duduk di bangku Gereja dan mereka biasanya adalah orang pertama yang menyebarkan iman kepada generasi baru.

Beliau mengajak umat agar berhenti membicarakan wanita sebagai sebuah masalah dan sebaliknya mendorong budaya di mana wanita dan kaum lelaki berdialog bersama.” -- media Vatikan

Total Comments:0

Name
Email
Comments