Reinkarnasi dan Karma

Reinkarnasi dan karma adalah bertentangan dengan iman Katolik.

May 03, 2024

Mengapakah reinkarnasi dan karma tidak sesuai dengan ajaran iman Katolik? — Darren Bernadus

Reinkarnasi dan karma adalah bertentangan dengan iman Katolik.

Reinkarnasi adalah proses lahir kembali yang dialami oleh jiwa (atma). Setelah kematian jiwa (atma) akan lahir kembali dalam kehidupan selanjutnya.

Menurut reinkarnasi, kematian akan selalu diikuti kelahiran kembali, terus-menerus, mengikuti hukum sebab akibat (karma). Bergantung perbuatan seseorang semasa hidupnya, begitulah kehidupannya selanjutnya.

Kalau orang terlalu terikat pada keinginan dan tidak mencari kebenaran universal, dia akan terjebak terus di dalam lingkaran samsara.

Hanya bila orang mahu belajar kebenaran, berlatih memberi dan bersikap baik serta rajin berkontemplasi, dia akan dapat keluar dari lingkaran ini.

Dia akan mencapai kebahagiaan tertinggi dan tidak akan masuk dalam lingkaran mati dan lahir terus-menerus ini — semua ini adalah bertentangan dengan erti kehidupan seperti yang diajarkan dalam Gereja Katolik.

Bagi Gereja Katolik, kematian hanya berlangsung satu kali sahaja. Kehidupan akan berakhir semasa kita mati.

“Kematian adalah titik akhir ziarah manusia di dunia, titik akhir dari masa rahmat dan belas kasihan, yang Tuhan berikan kepadanya, supaya menjalani kehidupan dunia ini sesuai dengan rencana Tuhan dan dengan demikian menentukan nasibnya yang terakhir.

“Apabila jalan hidup duniawi kita yang satu-satunya sudah berakhir” (LG 48), kita tidak kembali lagi, untuk hidup beberapa kali lagi di dunia. “Manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja dan sesudah itu dihakimi” (Ibr. 9:27).

Sesudah kematian tidak ada ‘reinkarnasi’” (KGK 1013). Sesudah kematian, roh kita akan menghadap Tuhan, yang telah menciptakan dan mengasihi kita.

Inilah yang disebut pengadilan peribadi, dan akan memperoleh ganjaran sesuai kasih-Nya. Bila manusia masih memiliki dosa yang belum diampuni, orang Katolik percaya adanya purgatorium, di mana tersedia api kasih Tuhan yang menyucikan, sampai akhirnya dia layak meng hadap Tuhan dalam kebahagiaan surga.

Selain itu, bagi orang Katolik, keselamatan adalah kerana rahmat Tuhan, bukan kerana perbuatan-perbuatannya.

Keselamatan adalah anugerah, bukan hasil pencapaian atau usaha kita sendiri melainkan oleh kemurahan hati Tuhan.

Tentu sahaja, dengan berbuat baik, kita bekerja sama dengan rahmat Tuhan dan sekaligus menghasilkan buah-buah kebaikan.

Karma
Karma berhubungan dengan keyakinan bahawa perbuatan baik atau buruk, akan mendatangkan berkat atau petaka bagi pelakunya.

Dalam hukum karma, dikatakan setiap perbuatan kita akan kembali kepada kita. Siapa menabur kebaikan akan menerima kebaikan; demikian pula sebaliknya.

Bahkan karma juga dapat berterusan pada kehidupan berikutnya, dalam peristiwa mati dan lahir reinkarnasi.

Iman Katolik tidak mempercayakan diri pada hukum karma, kerana dengan rahmat pembaptisan, kita mempunyai kebebasan sebagai anak-anak Tuhan.

Kita percaya akan misteri penyelenggaraan Tuhan yang memelihara kita dengan penuh kasih sayang, bukannya percaya kepada hukum sebab akibat.

Tuhan berkuasa menganugerahkan kebaikan pada manusia, tetapi kadang-kadang Tuhan juga mengizinkan kita mengalami penderitaan dan memikul salib, agar kita matang dalam iman.

Tuhan mendewasakan kita dengan pelbagai peristiwa dan dalam segala sesuatu itu, kita diundang untuk mencari kehendak-Nya.

Oleh itu perbuatan orang beriman hendaknya dilakukan dengan tulus bukan kerana ingin mendapatkan imbalan atau kerana takut malapetaka, di dunia sekarang mahupun yang akan datang, melainkan kerana ingin bekerja sama dengan Tuhan, Sang Juruselamat dan Penyelenggara yang murah hati. — hidupkatolik

Total Comments:0

Name
Email
Comments