Sangti Papa mohon umat bantu rakyat Myanmar

Sri Paus Fransiskus meminta umat membantu rakyat Myanmar, terutama mereka yang terlantar akibat konflik yang sedang berlangsung di negara itu sejak rampasan kuasa oleh pihak junta pada 1 Februari.

Jun 25, 2021

Warga yang terlantar akibat pertempuran antara pasukan junta dan pejuang anti-junta di sebuah kem di Chin, Myanmar, pada 31 Mei 2021. (Foto Reuters/LiCASNews)


TAKHTA SUCI:
Sri Paus Fransiskus meminta umat membantu rakyat Myanmar, terutama mereka yang  terlantar akibat konflik yang sedang  berlangsung di negara itu sejak rampasan kuasa oleh pihak junta pada 1  Februari.

“Saya bergabung dengan para  uskup Myanmar, yang pada minggu lalu meminta perhatian seluruh  dunia atas pengalaman mengerikan  yang dialami ribuan orang di negara itu yang terlantar dan sengsara  kerana kelaparan," kata Sri Paus selepas memimpin doa Angelus pada  20 Jun.

Pada 11 Jun, para uskup Katolik Myanmar mengeluarkan pernyataan yang menyeru perdamaian, koridor kemanusiaan di zon konflik,  dan penghormatan terhadap kesucian tempat ibadat.

Para uskup mendesak umat beriman di Myanmar untuk memulai masa doa yang sungguh-sungguh,  memohon belas kasih di hati semua  orang dan perdamaian bagi Myanmar dengan Misa harian, adorasi,  dan rosario.

“Semoga Hati Kristus menyentuh hati semua orang yang membawa  perdamaian atas Myanmar,” kata  Sri Paus Fransiskus.

Merayakan Hari Pelarian Sedunia, Sangti Papa mengingatkan umat  beriman untuk “membuka hati bagi  para pelarian" dan cuba memahami  kesedihan serta kegembiraan mereka.

“Semoga kita belajar dari ketabahan dan keberanian mereka. Jadi,  bersama-sama, kita akan membuat  komuniti yang lebih manusiawi,  bertumbuh sebagai satu keluarga  besar,” kata Uskup Roma itu. 

Hampir setiap hari terjadi protes  di Myanmar sejak rampasan kuasa  yang memaksa reformasi demokrasi selama satu dekad berakhir. Ia  juga mencetuskan aksi mogok yang  melumpuhkan di negara itu.

Sidang Umum Bangsa-Bangsa  pada 18 Jun lalu menyerukan agar  penghantaran senjata ke Myanmar  dihentikan dan mendesak junta  menghormati keputusan pilihan  raya serta membebaskan tahanan  politik.

“Risiko perang saudara skala besar sangat nyata,” kata utusan khusus PBB untuk Myanmar,Christine  Schraner Burgener, kepada Sidang  Umum setelah pemungutan suara.  — LiCASnews

Total Comments:0

Name
Email
Comments