Yesus hadir di tengah-tengah peradaban masyarakat

“Topik bersama Sr. Chennisia mengenai kebudayaan yang diterapkan dalam gereja atau kehidupan dari zaman dulu hingga kini sangat menarik dan daripada pengalaman sendiri, pada tahun 2017 saya berkesempatan utuk balik melawat Kampung Ulu ayah (Rmh Badeng, Sg. Koyan, Belaga).

Jul 10, 2021

MAJODI: Berikut merupakan komen dari para peserta program online, "Merapatkan Sempadan Budaya" pada 10 Jun 2021 lalu:

“Topik bersama Sr. Chennisia mengenai kebudayaan yang diterapkan dalam gereja atau kehidupan dari zaman dulu hingga kini sangat menarik dan daripada pengalaman sendiri, pada tahun 2017 saya berkesempatan utuk balik melawat Kampung Ulu ayah (Rmh Badeng, Sg. Koyan, Belaga).

Sejak kecil, saya tidak pernah menginjak kaki ke sana sehinggalah empangan Bakun dibina.

Perkongsian Sr. Chennisia benar-benar menjawab setiap pertanyaan saya selama ini apabila Sister mulai merungkai budaya orang Ulu yang mempunyai hubungkait dengan Tuhan dan makna ukiran yang terkenal yang biasa terdapat pada setiap dinding rumah panjang, gereja malah juga ditemui di perkuburan orang Ulu.

Ukiran "Kayo Urip" (ukiran Pohon Kehidupan) itu mempunyai makna mendalam.

Ukiran 'pohon kehidupan' itu melambangkan akar sebagai "Bapa", batang sebagai "Yesus" dan ranting sebagai "Roh Kudus".

Selain itu, jika ia diukir pada di makam, ia membawa makna "Selepas kematian, ada kehidupan". Topik ini amat bagus untuk memberi kesedaran dan pengajaran buat anak muda pada masa kini.

Terima kasih Sr. Chennisia atas perkongsian yang sangat bermakna dan semoga lebih banyak budaya orang Ulu dalam inkulturasi gereja dapat dijelaskan.”— Sandra Nyudang

Total Comments:0

Name
Email
Comments